Feng Shui Ruang Kantor Ciptakan Keberuntungan: Mitos atau Fakta?

Feng Shui Ruang Kantor – Dalam dunia kerja modern, kenyamanan dan produktivitas menjadi dua hal yang tak bisa dipisahkan dari desain ruang kantor. Namun, di tengah pendekatan ergonomis dan teknologi canggih, banyak kalangan terutama di kota-kota besar Indonesia banyak orang yang masih mempertimbangkan feng shui dalam menata ruang kerjanya. Pertanyaannya, apakah feng shui dalam ruang kantor itu fakta yang terbukti atau hanya mitos budaya yang diwariskan turun-temurun? Mari kita bahas!

Apa Itu Feng Shui, dan Mengapa Populer di Indonesia?

Feng shui sejatinya berasal dari Tiongkok kuno, namun pengaruhnya terasa cukup kuat di Indonesia. Ini tidak lepas dari besarnya populasi Tionghoa Indonesia. Keberadaan mereka telah menyatu dalam kultur nasional. Selain itu masuknya budaya populer dari negara-negara seperti Taiwan, Hong Kong, dan Tiongkok daratan juga ikut mempengaruhi. Bahkan, banyak pengusaha non-Tionghoa di Indonesia yang ikut mengadopsi prinsip feng shui, terutama dalam hal penataan toko, kantor, atau tempat usaha.

Di Indonesia, feng shui sering dikaitkan dengan keberuntungan bisnis, kelancaran rejeki, dan harmoni antarpegawai. Banyak kantor yang masih mempertimbangkan arah meja pimpinan, penempatan cermin, atau pemilihan warna dinding berdasarkan elemen feng shui.

Mitos atau Fakta?

Beberapa elemen feng shui memang terdengar mistis bagi sebagian orang. Misalnya, kepercayaan bahwa menaruh air mancur mini di sebelah kiri pintu akan mengalirkan rejeki. Contoh lain, jika toilet berada di bagian utara akan menghambat keberuntungan. Dari sudut pandang ilmiah dan psikologi modern, kepercayaan ini termasuk kategori mitos karena tidak ada bukti empiris yang mendukung klaim tersebut.

Baca Juga: Keunggulan dan Manfaat Tata Ruang Kantor Terbuka

Namun, tidak semua prinsip feng shui bertentangan dengan logika. Dalam kenyataannya, beberapa konsep feng shui justru sejalan dengan ilmu psikologi lingkungan dan ergonomi modern. Sebagai contoh, meja pimpinan yang tidak membelakangi pintu dapat menciptakan rasa aman dan kendali besar. Ini secara psikologis, bisa meningkatkan fokus dan kepercayaan diri. Contoh lainnya dalam Penggunaan tanaman hijau di dalam ruangan, yang mana secara ilmiah memang terbukti meningkatkan kualitas udara dan dapat mengurangi stres. Selain itu, pencahayaan alami yang sering kali dianjurkan dalam feng shui, juga terbukti dalam penelitian dapat meningkatkan suasana hati dan produktivitas kerja.

Artinya, banyak prinsip feng shui yang sebenarnya logis dan bermanfaat. Hanya saja dibalut dengan istilah spiritual atau simbolik sehingga terkesan hanyalah mitos atau sekadar budaya belaka.

Antara Kepercayaan, Budaya, dan Efek Psikologis

Dalam budaya Indonesia yang dikenal plural dan sinkretik, kepercayaan seperti feng shui memiliki tempat tersendiri. Tidak jarang kantor di Indonesia menggabungkan berbagai unsur spiritual. Mulai dari feng shui, pengajian rutin, doa bersama, hingga penempatan benda-benda tertentu yang banyak orang menganggap bisa membawa berkah.

Ini tidak selalu soal logika, tapi lebih pada rasa tenang dan nyaman yang bisa pelaku usaha atau karyawan rasakan. Dalam psikologi, ini disebut efek placebo, atau ketika seseorang merasa yakin akan dampak positif dari suatu tindakan, maka performanya pun cenderung meningkat.

Sebaliknya, mengabaikan kepercayaan tersebut bisa memunculkan kecemasan atau rasa tidak yakin yang mengganggu kinerja. Oleh karena itu, di banyak kantor Indonesia, penerapan feng shui masih sering menjadi acuan bagi sebagian orang. Namun bukan karena keyakinan sebagai “kebenaran mutlak”, tetapi karena menganggapnya sebagai bentuk ikhtiar, penghormatan budaya, dan menjaga kenyamanan semua pihak.

Feng Shui dalam Konteks Indonesia Modern

Jika diterapkan secara moderat dan rasional, feng shui tidak bertentangan dengan prinsip desain interior modern. Banyak arsitek dan desainer Indonesia yang sudah mulai menggabungkan pendekatan budaya lokal, psikologi ruang, dan elemen feng shui untuk menciptakan ruang kerja yang harmonis.

Beberapa kantor startup dan perusahaan multinasional di Indonesia bahkan menyusun ruangannya dengan prinsip mirip feng shui, meskipun tidak selalu mengakuinya secara eksplisit. Fokus mereka tetap pada kenyamanan, aliran ruang yang lancar, keseimbangan visual, dan atmosfer kerja yang mendukung kolaborasi.

Perlukah Kita Percaya?

Feng shui ruang kantor dalam konteks dalam budaya Indonesia bukanlah sekadar mitos, tapi juga bukan fakta ilmiah dalam pengertian keras. Ia adalah kombinasi antara budaya, psikologi, dan estetika yang berkembang dalam masyarakat yang plural. Kepercayaan terhadap feng shui bisa jadi bukan masalah benar atau salah, melainkan soal kebutuhan akan ketenangan batin, rasa hormat pada nilai budaya, dan usaha menciptakan lingkungan kerja yang seimbang.

Mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama islam maka keberadaan feng shui harus lebih ditelaah kembali. Dalam Islam, keyakinan yang fundamental adalah bahwa segala sesuatu terjadi atas izin dan kehendak Allah SWT. Segala bentuk pencarian “keberuntungan” yang meyakini adanya kekuatan selain dari Allah SWT, baik dari arah mata angin, benda-benda tertentu, atau energi mistis alam, bisa masuk dalam kategori syirik, jika diyakini memiliki kekuatan supranatural sendiri.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa menggantungkan sesuatu (untuk perlindungan atau keberuntungan), maka dia telah menyekutukan Allah.” (HR. Ahmad, hasan)

Maka, jika seseorang meyakini bahwa menata meja ke arah tertentu pasti mendatangkan rezeki, atau bahwa meletakkan air mancur akan mengusir energi buruk, ini bertentangan dengan akidah Islam. Meskipun aspek mistis feng shui tidak sejalan dengan Islam, beberapa prinsip tata ruang yang bersifat rasional dan fungsional dapat diterima, selama tidak diyakini sebagai sesuatu yang membawa keberuntungan secara gaib.

Jadi bagaimana menurut Anda?

CV Cahaya Mustika

“Solusi Kebutuhan Kantor Anda”

Jl. MT Haryono, Ruko Istana Dinoyo B11

Kota Malang

TELP 0823-3766-4403